CIANJUR, iNewsCianjur.id - Pemerintah Kabupaten Cianjur berhasil menurunkan angka kemiskinan ektrem sehingga diberi reward dari pemerintah pusat berupa dana insentif fiskal sebesar Rp11 miliar pada 2024.
Bupati Cianjur Herman Suherman sebelumnya Pemkab Cianjur mendapat undangan pada Kamis (9/11) dari Wakil Presiden RI KH Ma'ruf Amin untuk menghadiri rapat koordinasi nasional di Istana Wakil Presiden bersama dengan kepala daerah lainnya yang juga berhasil secara signifikan menurunkan angka kemiskinan ekstrem.
"Data angka kemiskinan ekstrem di Kabupaten Cianjur pada awalnya 2,45%. Alhamdulillah angkanya turun pada tahun 2023 sebesar 0,95%. Jadi, sekarang angka kemiskinan ekstrem di Kabupaten Cianjur tinggal sekitar 1,50%," ujar Herman.
Herman menyebutkan atas keberhasilan tersebut, Pemkab Cianjur mendapatkan sokongan bantuan dana dari pemerintah pusat. Dana tersebut dialokasikan untuk mempercepat penurunan angka kemiskinan ekstrem.
"Penghargaan ini bertepatan dengan Hari Pahlawan. Sesuai dengan temanya yaitu memerangi kemiskinan dan kebodohan," tegas Herman.
Indikator keberhasilan Kabupaten Cianjur menurunkan angka kemiskinan ekstrem di antaranya menyangkut kebutuhan papan. Masyarakat yang tadinya bertempat tinggal di rumah tidak layak huni, sekarang memiliki rumah layak huni.
"Salah satu indikator yang saya tahu itu bangunan rumah yang asalnya berlantai tanah, sekarang jadi pakai keramik. Kemudian yang keduanya mereka bisa makan teratur. Dari sisi penghasilan juga sudah meningkat," jelasnya.
Sedangkan sisa angka kemiskinan ekstrem saat ini tentu jadi pekerjaan rumah Pemkab Cianjur. Dukungan dana insentif fiskal yang merupakan penghargaan atas keberhasilan itu akan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menuntaskan angka kemiskinan ekstrem. Karena masih ada
sisa sekitar 1,50% angka kemiskinan ekstrem tersebar di sejumlah wilayah, baik perkotaan maupun di perkampungan.
"Keberhasilan mengentaskan kemiskinan ektrem merupakan hasil kebersamaan semua pihak bukan pemerintah saja. Forkopimda, TNI, Polri, termasuk kepala desa, masyarakat, maupun donatur secara bersama-sama," pungkas Herman.
Editor : Ayi Sopiandi