get app
inews
Aa Text
Read Next : Empat Lokasi Wisata Curug di Cianjur yang Paling Banyak di Kunjungi Wisatawan

Kalah Saing dengan Hebel, Omset Pengrajin Bata Merah Tradisional Anjlok

Minggu, 22 Oktober 2023 | 17:06 WIB
header img
Pengrajin bata merah tradisional asal Desa Cibadak Kecamatan Cibeber Cianjur, Foto : iNewsCianjur.id

CIANJUR, iNewsCianjur.id - Produsen bata merah kini semakin terpuruk, seiring semakin maraknya produk Herbel yang menggantikan pasaran bata merah sebagai bahan bangunan di setiap toko bangunan.

Maraknya produk Herbel di pasaran, berdampak pada turunnya pesanan bata merah, akibatkan banyaknya produsen bata merah gulung tikar. 

Seperti halnya yang terjadi di Desa Cibadak yang dikenal sebagai sentra industri produsen bata merah terbesar di Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur.

Kepala Desa Cibadak Elan Hermawan membenarkan hal tersebut, terjadi di Desa yang dipimpinnya.

"Pelaku usaha produsen bata merah di Desa Cibadak semakin berkurang, di perkirakan berkurangnya produsen bata merah mencapai 50 persen dari masa sebelum adanya produk Herbel," ungkap Elan kepada iNewsCianjur.id, Minggu (22/10/2023).

Elan berpendapat, Hal itu disebabkan masyarakat kini lebih memilih Herbel ketimbang bata merah.

"Sangat disayangkan, padahal dari segi kekuatan bangunan, dengan menggunakan bata merah bangunan lebih kokoh," terang Elan.

Menurunnya jumlah produksi bata merah diperparah dengan adanya kekeringan dampak kemarau panjang badai El Nino yang melanda Indonesia yang dimulai dari bulan Juli 2023 hingga saat ini.

Menurut  pengakuan Endin (52), pekerja di salah satu sentra produksi bata merah di Kampung Pangangonan Desa Cibadak, mengatakan, produksi bata merah di tempat Ia bekerja berhenti selama tiga bulan akibat kemarau.

"Karena tidak ada air, kami tidak bisa bikin bata merah, dibutuhkan air untuk bikin adonannya," kata Endin.

Endin mengatakan, Ia bersama 4 rekan lainnya, baru dapat memulai lagi memproduksi bata merah setelah adanya turun hujan.

"Itupun harus mengambil air dari aliran mata air yang berada di atas bukit, sejauh satu kilo jauhnya dari ini," terang Endin.

Endin dan para pekerja lainnya berharap, Pemerintah untuk dapat lebih bijak mempertimbangkan nasib para produsen bata merah yang semakin sulit, dengan dapat membatasi keberadaan produk Herbel di pasaran, yang mana notabenenya Herbel diproduksi oleh perusahaan besar

"Kalau gak ada pesanan bata merah, ya kami gak kerja, dan kami makan dari mana, berpihaklah pada kami rakyat kecil pak," keluhnya.

Editor : Ayi Sopiandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut