CIANJUR, iNewsCianjur.id - Road Glide Owners Group (RGOG) Indonesia merupakan komunitas motor besar menggelar bakti sosial dan santunan di Sturgis 69 Caffe di Cipanas, Cianjur, Sabtu (24/6/2023). Kegiatannya berupa pembagian paket sekaligus penyaluran santunan bagi anak yatim.
Panglima RGOG Indonesia Vicktor Toy, mengatakan kegiatan baksos di Kabupaten Cianjur dilaksanakan dengan membagikan paket sekaligus santunan bagi anak yatim.
"Kegiatan ini memang bagian dari komunitas kami. Jadi sekaligus riding tipis-tipis, kita silaturahmi sekaligus bakti sosial. Di Cianjur ini kami menyalurkan 40 paket dan santunan bagi 40 anak yatim," kata Vicktor kepada wartawan di sela-sela kegiatan.
Vicktor menuturkan kegiatan baksos akan dilakukan berkelanjutan. Sebab, baksos menjadi kegiatan rutin setiap kali riding atau touring di suatu daerah. "Kita akan laksanakan kontinyu," katanya.
Termasuk kegiatan baksos di wilayah terdampak gempa di Kabupaten Cianjur. Bahkan, pada awal terjadinya gempa, komunitas tersebut sudah menyalurkan berbagai bantuan kepada para korban terdampak gempa.
"Di setiap daerah bencana itu pasti kita membantu warga yang terdampak bencana," ujar Bidang Sosial RGOG Indonesia, Cepi.
Bantuan yang diberikan kepada warga membutuhkan berasal dari sumbangan anggota. Donasi yang terkumpul kemudian disalurkan untuk kegiatan bakti sosial dan kemanusiaan.
"Semua member iuran yang digunakan untuk kegiatan-kegiatan sosial dan kemanusiaan di daerah yang kami singgahi. Ini merupakan bentuk kepedulian kami kepada masyarakat yang membutuhkan, seperti anak yatim ataupun korban bencana," pungkasnya.
Sementara itu Pembina RGOG Indonesia, Oke Junjunan, menambahkan baksos merupakan kegiatan rutin setiap kali melaksanakan event di suatu daerah. Oke berharap dari kegiatan itu bisa terus mengasah kepedulian terhadap sesama.
"Yang terpenting bisa memberikan manfaat bagi masyarakat yang membutuhkan," kata Oke.
Oke juga menambahkan adanya sebagian masyarakat yang menganggap komunitas motor besar arogan di jalanan, menepis tuduhan tersebut dan tidak menggeneralisasi semua komunitas motor besar arogan.
Karena hampir semua anggota motor besar berpendidikan dan beretika. Semua sudah tahu etika berlalulintas dan mematuhi aturan hukum yang berlaku saat berkendara. Kalaupun ada yang arogan itu mungkin hanya oknum saja.
"Ya mungkin saja ada satu dua orang dan itu oknum jadi tidak digeneralisasi semuanya arogan, sama seperti di organisasi atau ormas lain kan ada juga satu dua anggotanya yang berbuat arogan tidak semuanya," pungkas Oke.
Editor : Ayi Sopiandi