CIANJUR, iNewsCianjur.id - Setelah viral rumah Abah Jajang yang berada di kampung Rawadewa Desa Karangjaya Kecamatan Pasirkuda, makin banyak dikunjungi warga. Ini dikarenakan pemandangan sekitar rumah yang indah dimana menghadap air terjun.
Selain menghadap Curug Citambur, rumah Abah Jajang dikenal setelah dia menolak tawaran dari berbagai pihak untuk dibeli. Dikatakannya bahwa banyak yang bermaksud untuk membeli rumahnya karena pemandangan yang cantik.
"Banyak orang-orang yang menawar rumah Abah, tapi Abah ga jual," kata Abah Jajang saat ditemui di rumahnya, Sabtu (8/4/2023).
Dijelaskannya bahwa peminat yang ingin memiliki rumahnya tidak hanya berasal dari Cianjur saja tapi juga berasal dari luar kota seperti Jakarta, Bandung, Jogja, dan beberapa kota lainnya.
"Bahkan ada juga bule dari Australia yang nawar dengan harga tinggi mau beli tanah abah ini katanya mau dijadikan tempat wisata tapi tetep Abah mah ga akan dijual," jelasnya.
Selain pemandangan yang indah dengan udara yang sejuk, rumah Abah Jajang viral di media sosial karena menolak tawaran dengan harga yang cukup menggiurkan yaitu Rp2.5 miliar.
"Sebelum puasa, ada yang dari Jakarta menawar Rp2,5 miliar, sama sawah abah. Kalau abah jual pasti putus abah, ga akan ada yang datang kesini,, ga ada lagi yang kemping dihalaman Abah," ungkapnya.
Abah Jajang juga menambahkan bahwa alasan utama dirinya menolak tawaran tersebut karena dia ingin terus mempertahankan suasana dan keasrian alam sekitar agar bisa dinikmati tidak hanya keluarganya saja tapi juga banyak orang.
"Coba kalau tanah sama sawah ini abah jual, kan kita ga bisa menikmati pemandangan disini. Pokoknya Abah mah mau banyak saudara," tutupnya.
Seperti diketahui bahwa rumah abah Jajang viral setelah videonya diunggah melalui media sosial. Dan hingga saat ini masih banyak orang yang datang tidak hanya dari Cianjur saja untuk menikmati indahnya alam sekitar tapi juga luar Cianjur, bahkan diantaranya ada yang sengaja menginap hanya untuk menikmati suasana dan pemandangan Curug Citambur dari rumah Abah Jajang.
Editor : Ayi Sopiandi