CIANJUR iNewsCianjur.id - Saniah (42) asal kampung Neglasari RT1/5 Desa Sukamanah kecamatan Cibeber tetap eksis menjalani profesinya sebagai pengrajin anyaman bambu (bongsang).
Bongsang biasanya digunakan sebagai keranjang makanan yang terbuat dari anyaman tali bambu.
Meski di era modern seperti sekarang ini, bahkan mayoritas sekarang ini lebih meggunakan plastik, atau stereo foam namun, Saniah tetap konsisten terus memproduksi anyaman kerajinan tangan tersebut.
Bahkan hingga saat ini bongsang juga sebagian orang masih menggunakannya salah satunya tempat goreng tahu, tape.
"Saya semenjak kelas V SD, sudah membuat bongsang, dulu bantu-bantu orang tua," kata Saniah.
Saniah mengaku, membuat bongsang bukanlah pekerjaan utama,
"Sebenarnya, bongsang ini tidak saya fokuskan karena kerjaan utamanya adalah di sawah. Kecuali kalau ada waktu senggang baru beralih ke bongsang," jelasnya.
Jika ditekuni lanjut Saniah, dalam satu hari dirinya bisa memproduksi bongsang hingga 100 buah.
"Ada tiga macam ukuran bongsang, ada yang kecil, sedang dan yang besar, harganya beda beda, kalau yang besar Rp450, sedang Rp350 dan yang kecil Rp300," ungkapnya.
Dia mengatakan, proses pembuatan bongsang tidaklah mudah, dari mulai memotong, membelah, menyerut hingga menganyam diperlukan keahlian khusus.
Editor : Ayi Sopiandi