get app
inews
Aa Read Next : Momen HUT RI Camat Cibeber Test Hafalan Alquran di Kegiatan Upacara Agustusan

Waduh Mengumbar Aib dan Mencari-cari Kesalahan Orang Lain Termasuk Dosa Besar, Ini Kata Rasulullah

Rabu, 28 September 2022 | 12:14 WIB
header img
ILUSTRASI mengumbar aib dan mencari-cari kesalahan orang lain. (Foto: istimewa)

CIANJUR, iNewsCianjur.id - Kebiasaan mengumbar aib dan mencari kesalahan orang lain seringkali tidak kita sadari, saat sedang nongkrong dengan teman atau saat melihat media sosial. Terkadang, kesalahan orang lain selalu berusaha dikorek, tapi kesalahan diri sendiri seakan tidak pernah ada. 

Padahal, mengumbar aib seseorang dan mencari-cari kesalahan orang lain ini merupakan perbuatan tercela yang sangat dibenci Allah dan Rasulullah SAW.

Dalam Islam, orang yang suka mencari-cari kesalahan orang lain dengan tujuan untuk membongkar aib dan dosa disebut tajassus (bahasa Arab).

Dalam Alquran, Allah SWT melarang keras perbuatan ini sebagaimana firman-Nya dalam Surat Al-Hujurat Ayat 12, yang artinya:

"Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati?" (QS Al Hujurat 12).

Menurut Ustaz Amru Hamdany, seorang muslim tidak dibolehkan bertanya atau mencari tahu ke orang lain tentang perbuatan maksiat masa lalu seseorang. Hal itu lantaran termasuk tajassus yang dilarang.

Tak hanya itu, perbuatan tersebut juga merupakan mujaharah (menampakkan) dosa yang telah Allah SWT tutupi, dan itu terlarang.

Pertanyaan-pertanyaan yang sering kita lontarkan pun secara tak sadar termauk ke dalam pebuatan mengumbar aib dan mencari-cari kesalahan orang lain, seperti: "Sudah pernah minum khamar?" "Kamu pernah gak mencuri uang ibumu?" "Pernah nonton film porno?"

Hal itu tak dapat dipungkiri, karena sekarang ini banyak anak-anak muda yang isi tongkrongannya adalah saling tanya aib.

Imam Al-Mardawi dalam Mandzhumah Al-Adab As-Syar'iyyah mengatakan: ويحرُمُ تجسيسٌ على متستِّرٍ # بفسقٍ وماضي الفسقِ إن لم يجددِّ

Imam Safarini yang mensyarah bait tersebut menulis: "Haram mencari-cari tau perbuatan fasiq seseorang di masa lalunya, misalnya seseorang telah minum khomar di masa lalu kemudian kamu mencari-cari tahu tentang itu, karena sesungguhnya itu adalah termasuk mengumbar kemungkaran."

Orang yang sudah Allah SWT tutupi dosanya jangan lagi kita bantu untuk membukanya. Dan termasuk tajassus yang haram adalah ketika melihat history postingan-postingan di media sosial dengan niat ingin tahu aib dan keburukan orang tersebut.

Rasulullah SAW dalam suatu hadits sahih pernah bersabda: "Barangsiapa mencari-cari kesalahan saudaranya, maka Allah akan menampakan kejelekannya."

Maka dari itu, yuk berkaca diri untuk meninggalkan perbuatan mengumbar aib dan mencari-cari kesalahan orang lain. Karena Allah SWT selalu menutup aib orang-orang yang tidak mau tahu aib orang lain.

Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com dengan judul "Larangan Membuka Aib dan Mencari-cari Kesalahan Orang Lain"
 

Editor : Hikmatul Uyun

Follow Berita iNews Cianjur di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut