KIEV, iNews.id - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengakui telah menarik semua pasukannya dari Lysychansk, menandai direbutnya kota itu oleh pasukan Rusia. Namun dia berjanji akan segera merebutnya kembali begitu senjata-senjata canggih bantuan dari negara Barat tiba. "Jika para komandan angkatan bersenjata kita menarik pasukan dari titik-titik tertentu di (garis) depan, di mana musuh punya lebih unggul dengan kemampuan tembak besarnya, ini juga berlaku untuk Lysychansk," kata Zelensky, dalam pesan videonya, dikutip dari Reuters, Senin (4/7/2022).
"Kita akan (merebut) kembali berkat taktik, berkat bertambahnya pasokan senjata modern," tuturnya, melanjutkan. Dia melanjutkan, Rusia memusatkan serangannya di garis depan Donbass, namun tentara Ukraina akan membalas menggunakan senjata jarak jauh seperti peluncur roket HIMARS yang dipasok Amerika Serikat.
"Fakta bahwa kami melindungi nyawa tentara, rakyat, memainkan peran yang sama pentingnya. Kami akan bangun tembok kembali. Kami akan tanah ini kembali, dan rakyat harus mendapat perlindungian di atas segalanya," kata Zelensky. Sementara itu Rusia merebut Lysychansk kurang dari sepekan setelah menguasai kota tetangga, Sievierdonetsk. Dengan perebutan Lysychansk, Rusia telah menguasai Provinsi Luhansk sepenuhnya. Berarti tinggal satu lagi yang belum dikuasai yakni Donetsk. Luhansk dan Donetsk membentuk wilayah yang disebut Donbass.
Saat ini tentara Ukraina masih menguasai sebagian dari Donetsk. Merebut Donbass merupakan salah satu tujuan operasi militer khusus Rusia di Ukraina sejak 24 Februari lalu. Beberapa hari sebelum memerintahkan operasi militer, Presiden Vladimir Putin mengakui berdirinya Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Luhansk (LPR). Kedua wilayah itu berupaya melepaskan diri dari Ukraina sejak 2014.
Editor : Nursidik