Pasca Banjir Bandang Bangunan Sekolah dan Jembatan Hancur

Dani Jatnika
Bangunan SDN Cibogo Ciranjang terendam banjir (Foto : iNewsCianjur.id/ist.)

CIANJUR, iNewsCianjur.id - Banjir bandang yang melanda dua Kecamatan Ciranjang dan Bojongpicung, Cianjur ternyata tidak hanya merendam ratusan rumah. Tapi juga memporak-porandakan berbagai infrastruktur.

Seperti yang menimpa bangunan  Sekolah Dasar (SD) Negeri 4 Cibogo, Desa Ciranjang, Kecamatan Ciranjang yang terendam banjir dengan ketinggian 1 meter. Akibatnya sejumlah sarana dan prasarana milik sekolah hancur.

"Ruang perpustakaan dindingnya jebol. Ruang perpustakaan itu berpungsi juga sebagai kantor guru. Disitu juga ada sejumlah peralatan seperti printer kemudian scenner skipi dan alat-alat lainnya ini semuanya hancur terendam," ujar Kepala Sekolah SDN Cibogo 4, Sodikin saat dikonfirmasi iNewsCianjur di lokasi kejadian, Senin (1/4/2023).

Padahal ruang kelas akan dipakai anak-anak dari kelas 1 hingga kelas 6 untuk kegiatan belajar mengajar setelah libur panjang hari raya Idul Fitri 1444 Hijriah. 

"Ya mau bagaimana lagi, seharusnya besok anak-anak sudah masuk sekolah namun dengan kejadian ini  karena kondisi ruang kelas tidak memungkinkan untuk dipakai belajar mengajar, terpaksa saya mengintruksikan guru-guru untuk belajar dari rumah atau daring. Untuk belajar di rumah semua siswa dari kelas 1 sampai kelas 6 itu jumlahnya ada 298 siswa," jelas Sodikin.

Selain sekolah yang terdampak banjir bandang juga sebuah jembatan gantung di sungai Cibalagung penghubung antara Desa Murnisari dengan Desa Bobojong ambruk. Akibatnya tidak bisa dilalui kendaraan. 

Padahal jembatan gantung tersebut sangat vital bagi warga kedua kampung untuk beraktifitas sehari-hari. Karena jembatan terseb satu-satunya jalan yang menghubungkan kedua kampung tersebut.

”Pokonya jembatan ini sangat vital bagi warga kami, setiap hari digunakan anak-anak pergi ke sekolah dan warga lainnya untuk beraktivitas. Jadi kalau tidak ada jembatan gantung ini warga harus bagai mana,” kata Ketua RT Kampung Murnisari, Teten (50). 

Teten menjelaskan jika ambruknya jembatan gantung yang berukuran kurang lebih lebar 1,5 meter dan panjang 30 meter tersebut terjadi sekitar pukul 02.00 dini hari, Senin (1/5/2023).

”Hujannya lama dan deras, tidak ada yang tahu ambruknya seperti apa. Hanya warga yang saat itu belum tidur mendengar suara gemuruh air dan saat dilihat jembatannya sudah ambruk dan hanyut,” jelasnya.

Teten mengatakan tidak ada korban dalam peristiwa ambruknya jembatan gantung tersebut. Pihaknya berharap adanya bantuan segera dari pemerintah agar jembatan tersebut segera dibangun kembali. Minimal dibangun dulu jembatan gantung darurat yang bisa dilewati pejalan kaki maupun kendaraan.

Editor : Ayi Sopiandi

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network