SIAPA pemilik Sriwijaya Air? Maskapai dengan tarif murah ini belum banyak oarang yang tahu siapakah pemiliknya?
Sriwijaya Air merupakan maskapai terbesar ketiga di Indonesia yang didirikan oleh empat pengusaha. Mengutip dari laman resmi Sriwijaya Air, keempat pendiri maskapai ini adalah Chandra Lie, Hendry Lie, Johannes Bunjamin, dan Andy Halim.
BACA JUGA:
Setahun Insiden Kecelakaan Pesawat SJ-182, Sriwijaya Air Gelar Tabur Bunga
Chandra Lie mengawali bisnis penerbangan ini hanya berbekal satu unit Boeing 737-200 pada tahun 2003 silam. Pesawat itu melayani rute Jakarta menuju Pangkal Pinang, kampung halamannya, pulang-pergi.
Kemudian, melayani rute Jakarta-Palembang, Jakarta-Jambi, dan Jakarta-Pontianak. Hingga pada akhir 2004, Sriwijaya Air berhasil mendatangkan lagi empat unit Boeing 737-200.
Pada awalnya, Chandra Lie bukanlah seorang yang sudah malang melintang di industri Aviasi. Ia justru merupakan seorang pengusaha garmen. Bisnis itu mulanya ia geluti dengan modal kecil yakni 7 mesin untuk memproduksi pakaian. Kepiawaian bisnisnya mampu membuat bisnis itu terus berkembang hingga Chandra Lie mampu memiliki 150 mesin.
Setelah sukses dengan bisnis garmennya, Chandra Lie mulai memiliki keinginan untuk merambah ke bisnis penerbangan lantaran ia kerap mengalami kesulitan pulang kampung dari Jakarta ke Pangkal Pinang. Seringkali Chandra harus naik kapal selama 11 jam yang tak jarang terhalang ombak besar.
Dari kesulitan itulah, keinginan Chandra untuk merambah ke industri penerbangan semakin kuat. Chandra bersama saudaranya yakni Hendry Lie, Johanes B, dan Andy Halim, mengajukan izin untuk mendirikan sebuah maskapai penerbangan pada tahun 2000.
Beruntungnya, pengajuan izin bisnis maskapai bukan hal yang sulit pada waktu itu. Tak berselang lama, tepatnya pada 2003 izin operasi pun diberikan kepada maskapai dengan nama Sriwijaya Air tersebut.
BACA JUGA:
KNKT Targetkan Investigasi Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182 Selesai Pertengahan 2022
Bermodal satu unit pesawat Boeing 737-200 yang membidik rute penerbangan domestik dengan harga terjangkau, kini Chandra dan saudaranya telah berhasil mengembangkan maskapai ini dengan pesat.
Jumlah armadanya hingga 2021 telah mencapai 48 pesawat Boeing yang melayani 53 rute. Tak hanya itu, untuk melebarkan sayap bisnisnya, Chandra pun membuka anak perusahaan baru bernama NAM Air yang melayani penerbangan feeder.
Meski sempat menjalin kerjasama dan masuk dalam manajemen Garuda Indonesia Group pada 2018, namun Sriwijaya Air dan NAM Air kembali memilih jalan masing-masing dan mengakhiri jalinan kerjasama ini pada 2019 lalu.
Editor : Nursidik