Kemenkop RI Dorong Koperasi Desa Jadi Penggerak Pangan dan Ekonomi di Cianjur
CIANJUR, iNewsCianjur.id – Kementerian Koperasi dan UKM RI mendorong Kabupaten Cianjur menjadi pusat penggerak ketahanan pangan nasional melalui penguatan jejaring Koperasi Desa dan Kelurahan Merah Putih (KDKMP).
Langkah ini ditandai dengan pelaksanaan lokakarya nasional selama tiga hari yang fokus pada kolaborasi antar koperasi berbasis sektor pertanian dan pangan.
Deputi Pengembangan Usaha Koperasi Kemenkop RI, Panel Barus, menjelaskan bahwa Cianjur dipilih sebagai lokasi pilot project karena rekam jejaknya yang kuat sebagai sentra beras unggulan sekaligus contoh keberhasilan koperasi lokal dalam mengelola bisnis pertanian terpadu.
“Lokakarya ini menjadi momentum penting bagi koperasi desa untuk membangun kemandirian ekonomi. Melalui kerja sama antar KDKMP dan koperasi eksisting seperti Koperasi Niaga Mukti, ekosistem bisnis koperasi akan semakin kuat,” ujar Panel Barus seusai kegiatan di Cianjur, Jumat (24/10/2025) kemarin.
Hasil konkret dari kerja sama tersebut sudah terlihat. Nilai transaksi komoditas beras antara KDKMP, Bulog, Niaga Mukti, dan antar koperasi mencapai Rp26,4 miliar.
“Jejaring ini adalah aset berharga untuk membesarkan usaha koperasi. Semakin kuat jaringan, semakin tangguh koperasi desa menghadapi tantangan ekonomi,” tambah Panel.
Dalam kegiatan itu, Kemenkop RI juga memfasilitasi penandatanganan tiga nota kesepahaman (MoU) antara 30 KDKMP dengan Koperasi Niaga Mukti, Bulog, dan SPBG. Kolaborasi ini bertujuan memperluas rantai pasok dan memperkuat posisi koperasi dalam ekosistem bisnis nasional.
“Kekuatan koperasi ada pada anggota dan jejaringnya. Karena itu, antar koperasi harus saling menopang dan memanfaatkan potensi masing-masing,” tegas Panel.
Program ini juga dikaitkan dengan visi Presiden RI melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG). Salah satu implementasinya sudah berjalan di Kecamatan Cipanas, di mana dapur MBG dikelola oleh Kadin setempat mampu menyediakan 4.000 porsi makanan setiap hari dengan bahan baku yang sepenuhnya disuplai dari koperasi dan petani lokal.
“Kebijakan ini terbukti meningkatkan pendapatan petani dari semula Rp3.000 menjadi Rp6.000 per komoditas yang dijual ke dapur MBG. Ini bukti konkret bahwa kebijakan koperasi berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat desa,” ungkapnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Cianjur, Ahmad Rifai Azhari, menyambut baik langkah Kemenkop RI. Ia menilai program ini membawa dampak positif bagi peningkatan ekonomi lokal.
“Kami sangat mengapresiasi lokakarya ini. Cianjur berpotensi menjadi model pengembangan ekonomi koperasi berbasis desa,” kata Rifai.
Editor : Ayi Sopiandi