get app
inews
Aa Text
Read Next : Urus Pajak Sambil Baca Buku Digital, Dispusipda Jabar Luncurkan Anjungan Literasi di P3DW Cianjur

Geliat Lesu Pengrajin Sangkar Burung Kabandungan: Harga Anjlok, Persaingan Ketat, Produksi Terhenti

Kamis, 17 Juli 2025 | 16:19 WIB
header img
Pengrajin sangkar burung di Kabandungan mulai lesu peminat. Foto: iNewsCianjur.id/Elan Hermawan.

CIANJUR, iNewsCianjur.id - Suara pahat dan palu yang biasa riuh di gudang produksi sangkar burung Hana Jaya kini tak lagi terdengar nyaring.

Di tengah persaingan usaha yang semakin sengit dan harga jual yang terus merosot, para pengrajin sangkar burung di Kampung Kabandungan, RT 01 RW 04, Desa Sindang Asih, Kecamatan Karangtengah, harus menelan kenyataan pahit produksi nyaris terhenti.

Haji Ace, pemilik sekaligus perintis gudang produksi Hana Jaya, menceritakan bahwa sejak awal tahun 2025, permintaan pasar menurun drastis. Di sisi lain, banyak pengrajin baru yang bermunculan dengan strategi harga lebih murah, membuat daya saing semakin tajam dan margin keuntungan makin tipis.

“Dulu kami bisa produksi hingga ratusan sangkar per minggu. Sekarang, kalau ada pesanan sepuluh saja sudah syukur,” tutur Haji Ace, Kamis (17/7/2025), dengan nada prihatin.

Saat ini, sangkar burung berbahan rotan dijual dengan harga sekitar Rp130 ribu per unit, sementara sangkar dari bahan bambu dibanderol mulai dari Rp60 ribu. Padahal, biaya produksi terus meningkat, mulai dari bahan baku, transportasi, hingga upah kerja.

Gudang Hana Jaya, yang dulunya mempekerjakan hingga 15 orang karyawan, kini mulai mengurangi jam kerja untuk menyesuaikan dengan minimnya permintaan.

“Kami belum sampai PHK, tapi sudah banyak yang dirumahkan sementara. Kalau kondisi begini terus, ya bisa-bisa tutup total,” ungkapnya.

Selain dihantam harga jual yang anjlok, Haji Ace juga mengaku kalah bersaing dengan produsen dari luar daerah yang bermain di pasar daring dan memberikan promosi besar-besaran.

Padahal, kualitas sangkar buatan Hana Jaya tidak bisa dipandang sebelah mata kuat, rapi, dan berdaya tahan tinggi.

Sebagian pelanggan tetap dari luar kota seperti Bogor, Sukabumi, hingga Bandung masih bertahan, namun jumlahnya terus menyusut.

Kini, ia berharap adanya perhatian dari pemerintah daerah, baik dalam bentuk pelatihan pemasaran digital, bantuan modal usaha, maupun pengembangan inovasi desain sangkar agar produk lokal bisa tetap bersaing.

“Kalau tak ada intervensi dan solusi nyata, pengrajin seperti kami akan punah pelan-pelan,” pungkas Haji Ace.

Editor : Ayi Sopiandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut