1.000 Pelamar Berebut 50 Posisi di Khaira Store, Bukti Pengangguran di Cianjur Kian Mengkhawatirkan

CIANJUR, iNewsCianjur.id - Ribuan pencari kerja membanjiri proses rekrutmen yang digelar oleh Toko Khaira di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada Senin (14/7/2025).
Meskipun hanya membuka 50 posisi, lebih dari 1.000 pelamar memadati lokasi, mencerminkan tingginya tingkat pengangguran di daerah tersebut.
Pantauan di lapangan menunjukkan antrean sudah mengular sejak pukul 05.00 WIB. Ratusan pelamar dari berbagai daerah rela berdesakan dalam antrean sepanjang lebih dari 250 meter demi mendapatkan peluang kerja di toko ritel yang menyediakan berbagai kebutuhan rumah tangga, dari sembako hingga aksesori wanita.
“Kami tidak menyangka antusiasmenya akan sebesar ini. Awalnya diperkirakan hanya 500 pelamar, ternyata membludak hingga lebih dari seribu orang,” ungkap Ros Iswati Nuraeni, perwakilan manajemen Khaira Store.
Proses rekrutmen dilakukan secara langsung di tempat dengan sistem wawancara instan. “Banyak pelamar yang datang jauh-jauh dari luar kota seperti Pangandaran, Bogor, hingga Bandung karena informasi lowongan ini viral di media sosial seperti TikTok, Instagram, dan Facebook,” lanjut Ros.
Hingga Senin siang, 20 orang telah resmi diterima, dan 60 pelamar lainnya tengah mengikuti tahapan wawancara. Mereka yang lolos akan menjalani pelatihan selama dua bulan dengan gaji awal Rp1,8 juta. Setelah pelatihan, mereka akan menerima gaji sesuai Upah Minimum Regional (UMR) serta fasilitas tambahan seperti BPJS, THR, dan program rekreasi tahunan.
“Kami sedang melakukan ekspansi ke kota-kota besar lainnya. Rekrutmen ini merupakan tahap awal dari rencana besar pengembangan toko kami,” tambah Tos, tim rekrutmen Khaira Store.
Siti Sofiah (18), pelamar dari Kecamatan Sukanagara, menjadi salah satu wajah muda dalam antrean panjang itu. Ia rela naik bus sejak Minggu sore dan menginap di rumah saudara teman demi mengikuti rekrutmen.
“Saya semangat banget, ini pengalaman pertama cari kerja. Mudah-mudahan bisa diterima,” katanya penuh harap.
Fenomena ini menjadi sorotan terhadap kondisi ketenagakerjaan di Cianjur. Terbatasnya lapangan kerja dan minimnya industri padat karya menyebabkan ribuan orang bersaing hanya untuk puluhan posisi kerja.
Pemerintah daerah pun didesak untuk lebih aktif dalam menciptakan iklim investasi, membuka sektor-sektor industri baru, serta menyediakan program pelatihan kerja yang berkelanjutan guna menekan angka pengangguran terbuka yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Editor : Ayi Sopiandi