CIANJUR, iNewsCianjur.id - Krisis air bersih akibat kemarau dalam dua bulan terakhir, membuat warga Desa Cimanggu, Desa Cibeber harus memanfaatkan Sungai Cikondang untuk mandi, cuci, dan kakus (MCK).
Warga sekitar, Siti Nurjanah (29) mengatakan, air bersih di sumurnya debitnya sangat berkurang. Sehingga untuk mandi orang dewasa dan mencuci pakaian, dia harus ke Sungai Cikondang.
"Debit air bersih di sumur sangat sedikit, sayang kalau dipakai untuk mandi dan mencuci," kata dia saat ditemui di Sungai Cikondang, kemarin.
Kata Siti, krisis air bersih sudah menjadi agenda tahunan di wilayahnya. Bahkan, sejak dirinya masih kecil.
"Tiap kemarau pasti air bersih jadi sulit. Meskipun sulit membawa cucian karena berat, tidak ada pilihan lain. Sudah begitu dari saya masih kecil sampai sekarang," ungkapnya.
Karena mandi di sungai, dia dan keluarga kerap alami gatal-galat. Belum lagi risiko lain saat harus menenteng ember berisi pakaian kotor ke tengah sungai.
"Batunya licin jadi takut jatuh. Belum lagi sering ada ular dan biawak," kata Siti.
Dia berharap, pemerintah bisa membuatkan sumur bor di lingkungannya, Kampung Bolang, Desa Cimanggu.
"Sebenarnya ada sumur bor di kantor desa, ltapi jaraknya cukup jauh. Saya harap pemerintah bisa buatkan sumur bor di kampung," harapnya.
Terpisah, Kepala pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Asep Sukmana Wijaya mengungkapkan, pihaknya belum menerima laporan adanya darurat kekeringan.
"Kalau ada, saya minta pemerintah kemacetan melapor ke Bupati Cianjur dengan tembusan ke BPBD, agar ditangani dengan memasok air bersih ke lokasi kekeringan," ungkapnya.
Dia juga menyebut, berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kemarau yang terjadi belum terlalu parah karena masih diselingi oleh hujan.
"Seperti kemarin sore, daerah Cibeber dan Cilaku masih terjadi hujan pada sore hari. Jadi kemaraunya belum ekstrem," tandasnya.
Editor : Azhari