get app
inews
Aa Read Next : Mahasiswa KKN-T Inovasi IPB University Jalani Pengabdian di 11 Desa Kabupaten Cianjur

MPDNA, Hasil Riset IPB University Songsong Kebangkitan Ekonomi Cianjur Pasca Gempa

Jum'at, 31 Maret 2023 | 10:00 WIB
header img
MPDNA, Hasil Riset IPB University Songsong Kebangkitan Ekonomi Cianjur Pasca Gempa. (Foto: iNewsCianjur.id/Furqon).

CIANJUR, iNewsCianjur.id - Pasca  musibah gempa bumi yang meluluhlantakkan sebagian wilayah Cianjur November 2022 lalu. Dua sektor yang menjadi tulang punggung perekonomian di Cianjur, yaitu pertanian dan pariwisata turut terdampak.

IPB University pun gerak cepat melakukan riset guna membantu Pemerintah Kabupaten Cianjur kembali fokus membangkitkan kembali kedua sektor tersebut dan membuka peluang kerjasama.

Menindaklanjuti hal tersebut, Rektor IPB University Arif Satria beserta jajaran melakukan kunjungan menemui Bupati Cianjur Herman Suherman di Pendopo Cianjur, Kamis, (30/3/2023).

Dihadapan Bupati Herman Suherman dan jajaran pejabat terkait di Pemkab Cianjur,  Rektor Arif Satria memperkenalkan tim riset IPB University yang memaparkan hasil kajian pasca gempa Cianjur, salah satunya riset Modified Post Disaster Need Assesment atau MPDNA.


Kawasan pertanian di Pasir Sarongge Cianjur milik IPB University. (Foto :
iNewsCianjur.id/Furqon).

 

MPDNA merupakan sebuah modifikasi PDNA yang dikembangkan dengan penyesuaian terhadap karakteristik lokal dan jenis dampak tertentu. 

Peneiitian dilakukan oleh tim dosen IPB University dari Sekolah Bisnis, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan dan Fakultas Pertanian.

Ketua Tim Peneliti Muchammad Bachtiar dihadapan Bupati Cianjur dan jajaran memaparkan kerja tim riset MPDNA bertujuan guna pemulihan sektor pertanian dan pariwisata terdampak pasca gempa.

"Proses pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dengan pemerintah, tokoh masyarakat dan para korban bencana di tiga kecamatan dengan dampak terparah yakni Kecamatan Cilaku, Kecamatan Cugenang dan Kecamatan Warung Kondang," ujar Muchammad Bachtiar.

Bachtiar menuturkan, proses wawancara dilakukan secara langsung (Periode 26-30/12/2022). Terdapat 38 responden dimintai keterangan terkait dampak bencana gempa bumi di Cianjur. Hasinya pun dirumuskan dalam bentuk rekomendasi jangka pendek (kurun waktu kurang dari 6 bulan) dan jangka panjang (kurun waktu lebih dari 6 bulan).


Tampak hasil budidaya pertanian di Sarongge Farm milik IPB University. (Foto: iNewsCianjur.id/Furqon).

 

Untuk sektor pertanian, rekomendasi jangka pendek, tutur Bachtiar  diperlukan pemenuhan kebutuhan dasar para petani agar mereka bisa hidup dengan tenang dan fokus bekerja.

"Untuk aspek peternakan dan perikanan perlu adanya perawatan yang baik bagi hewan ternak seperti pemberian makanan yang layak, vitamin, perbaikan kandang dan lainnya. Dikarenakan beberapa peternak mengalami hewan ternak yang mati akibat stres," ujarnya saat paparan dihadapan Bupati Cianjur dan jajaran di Pendopo Kabupaten Cianjur, Kamis (30/3/2023).

Sementara rekomendasi jangka panjang, tambah Bachtiar, diperlukan bantuan pemerintah untik membuat saluran irigasi yang baru dan layak. Pasalnya, terdapat laporan bahwa infrastruktur irigasi mengalami kerusakan dan kekeringan.

"Ditemukan juga beberapa laporan mengatakan bahwa sistem bagi hasil antara buruh tani dengan pemilik lahan belum memikiki standar yang tetap. Dalam hal ini, pemerintah perlu membuat standarisasi sistem bagi hasil antara buruh tani dengan pemilik lahan agar tercipta sistem yang adil dan efektif," ungkap Bachtiar.

Sementara di sekor pariwisata, hasil riset menunjukkan pendapatan pariwisata di Cianjur pasca gempa cenderung stabil bahkan ada peningkatan dipengaruhi faktor banyaknya relawan yang datang. Warga lokal Cianjur pun lebih banyak memilih wisata di daetah sendiri. Dibutuhkan upaya meningkatkan kepercayaan wisatawan luar agar mau kembali datang ke Cianjur pasca gempa.


Bupati Cianjur Herman Suherman bersama Rektor IPB University Arif Satria saat jumpa pers dengan awak media. (Foto: iNewsCianjur.id/Furqon)

 

"Rekomendasi jangka panjang dari aspek pembangunan patiwisata, harus membuat bangunan anti gempa yang bertujuan meminimalisir kecelakaan akibat bencana di masa yang akan datang. Pihak pengembang harus mempertimbangkan kondisi lahan seperti ketinggian dan kemiringan lahan apabila ingin membangun kawasan wisata," pungkas Bachtiar.

Mendengar pemaparan hasil riset MPDNA,  Bupati Cianjur Herman Suherman berkomitmen mempelajari rekomendasi melibatkan instansi tetkait di Pemerintah Kabupaten Cianjur.

"Saya sangat berterima kasih dan mengapresiasi kerja kerja tim riset IPB University. Tentu rekomendasinasi nya akan kita pelajari dan dalami dengan mengikutsertakan instansi tetkait," ujar Bupati Cjanjut di Pendopo Cianjur, Kamis (30/3/2023).

Senada, Rektor IPB University Arif Satria pun memastikan pihaknya akan mendukung penuh sekaligus membantu implementasi hasil riset bilamana nantinya Pemerintah Kabupaten Cianjur akan merealisasikannya.  Arif menyebut IPB Univesity menyiapkan Learning Center di Pasir Sarongge Desa Ciputri Pacet Kabupaten Cianjur untuk digunakan para stakeholders pertanian dan pariwisara Cianjur lengkap berikut sarana dan prasarana penunjang berikut sumber dayanya.

"IPB University memiliki learning center di Pasir Sarongge yang bisa digunakan para penyuluh demikian juga yang terlibat di sektor pertanian di Cianjur. Kami sediakan secara gratis berikut pendampingan nya," ujar Arif Satria.


Rektor IPB University Arif Satria saat sambutan dihadapan Bupati Cianjur dan jajaran di Pendopo Cianjur. (Foto:iNewsCianjur.id/Furqon).

 

Selain MPDNA, periset IPB University juga memaparkan kajian lainnya, yaitu layanan penguatan psikologi keluarga korban gempa Cianjur atau PSIKOGA, model bangunan tahan gempa atau Rumah ARIP dan model perhitungan sektor terdampak gempa atau PENA.

Editor : Furqon Munawar

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut