BANDUNG, iNewsCianjur.id - Kabar baik datang dari industri manufaktur pesawat nasional. PT Dirgantara Indonesia (PTDI) berhasil menjual 466 unit pesawat berbagai jenis ke seluruh dunia.
Pesawat yang dijual perseroan yang sebelumnya bernama Industri Pesawat Terbang Nasional itu dalam bentuk pesawat terbang dan helikopter. Pesawat NC212 series menjadi produk yang paling diminati.
BACA JUGA:
Holding BUMN Pertahanan Catat Pendapatan Rp15,97 Triliun di Tahun 2021
Model pesawat buatan PTDI ini cukup menguasai market share dengan tingkat penjualan 120 unit dari total sebanyak 604 unit pesawat NC212 series di dunia.
"Pesawat NC212i sepenuhnya dikerjakan oleh PTDI, artinya PTDI adalah satu-satunya industri pesawat terbang di dunia yang saat ini memproduksi pesawat NC212i, " kata Direktur Keuangan, Manajemen Risiko & SDM PTDI Wildan Arief dalam siaran persnya, Senin (1/8/2022).
Adapun operator dalam negeri yang menggunakan pesawat NC212 series adalah TNI AU, TNI AD, TNI AL, Kepolisian, BPPT, dan lainnya. Dalam operasinya digunakan untuk memenuhi kebutuhan angkut sipil, militer dan Maritime Surveillance Aircraft (MSA).
BACA JUGA:
Perluas Pangsa Pasar CN235 di Dunia, PTDI dan Jet Investement Sepakat Kerja Sama
Sedangkan, untuk operator luar negerinya adalah Thailand untuk pesawat angkut militer dan modifikasi cuaca (rain making), Filipina dan Vietnam untuk pesawat angkut militer.
"Di pasar ekspor, Thailand merupakan customer kedua yang paling banyak membeli pesawat terbang produksi PTDI karena dianggap sesuai dengan medan dan kebutuhan pertahanannya, " jelas dia.
Selain itu, letak geografis Thailand yang dekat dengan Indonesia mempermudah kegiatan dukungan purna jual (after sales support).
BACA JUGA:
Erick Thohir Tunjuk Gita Amperiawan Jadi Dirut PTDI
Pesawat NC212i merupakan pesawat multiguna generasi terbaru dari NC212 dengan kapasitas 28 penumpang, memiliki ramp door, winglet, kabin yang luas dikelasnya, sistem navigasi dan komunikasi yang lebih modern, biaya operasi yang lebih rendah namun tetap kompetitif di pasar pesawat kecil.
Editor : Nursidik