JAKARTA, iNewsCianjur.id - Cacar monyet memang belum ditemukan di Indonesia. Namun, ada baiknya untuk mengenali gejala awal terpapar penyakit yang sudah mewabah di 75 negara termasuk di negara tetangga, Singapura.
Kementerian Kesehatan menyatakan, gejala lesi cacar monyet pertama kali muncul di anus atau alat kelamin tidak sepenuhnya benar. Alasannya, lesi bisa muncul di area tubuh lain, seperti mulut, wajah, bahkan telapak tangan.
BACA JUGA:
Wapres Ma'ruf Amin Tegaskan Cacar Monyet Belum Masuk Indonesia
Bahkan, angka kejadian lesi cacar monyet di anus atau alat kelamin lebih sedikit dibandingkan dengan kemunculan lesi di wajah. Ini pun mengartikan bahwa cacar monyet yang sekarang mewabah tidak harus muncul pertama kali di anus atau alat kelamin.
"95 persen lesi cacar monyet ditemukan di wajah, telapak tangan dan kaki (75 persen), mukosa (70 persen), alat kelamin (30 persen), dan selaput lendir mata (20 persen)," kata Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril, Rabu (27/7/2022).
Dia melanjutkan lesi cacar monyet ini tidak langsung muncul setelah virus masuk ke dalam tubuh. Lesi baru akan keluar rerata pada 1 sampai 3 hari pasca individu mengalami fase invasi yang ditandai dengan gejala demam tinggi (38 derajat celcius lebih), sefalgia berat, limfadenopati atau pembesaran kelenjar getah bening (leher, ketiak, dan selangakangan), myalgia, dan asternia.
BACA JUGA:
WHO Tetapkan Status Darurat Cacar Monyet, Pemerintah Siapkan Antisipasi
Perlu diketahui, virus cacar monyet hanya menular saat cairan dari lesi pecah dan terpapar ke orang lain. Nah, di fase inkubasi, ternyata virus tidak menular ke orang lain.
"Ini yang membedakan cacar monyet dengan Covid-19. Kalau Covid-19, individu yang baru terpapar virus, meski tanpa gejala, dia tetap menularkan virus ke orang lain. Sementara cacar monyet menyebar kalau gejala sudah keluar," ujar Syahril.
"Itu juga yang membuat pasien cacar monyet tidak selalu harus menjalani isolasi. Kecuali, selama 21 hari setelah kontak erat dengan penderita cacar monyet, muncul gejala atau keluar bintik merah yang kemudian menjadi lesi berair. Kalau sudah keluar gejala seperti itu, isolasi adalah pilihan yang tepat untuk meminimalisir penyebaran virus di masyarakat," katanya.
Editor : Nursidik