BANDUNG, iNewsCianjur.id – Masyarakat Sunda dikenal memiliki toleransi tinggi. Itu berkat filosofi 3A yang mereka anut secara turun temurun yaitu Silih Asih, Silih Asah, dan Silih Asuh.
“Kami di Forum Kerukunan Umat Beragama Jawa Barat, senantiasa merawat kearifan lokal yaitu Silih Asih, Silih Asah, dan Silih Asuh,” kata Rafani Achyar Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jawa Barat katanya di Bandung, Senin (11/7/2022).
FKUB sendiri tutur Rafani Achyar didirikan oleh tokoh agama Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu, serta merangkul tokoh Sunda Wiwitan.
Kepercayaan Sunda Wiwitan sudah ada sejak belum masuknya ajaran Hindu, Buddha, dan Islam ke Jawa Barat. Hingga kini, pengikut Sunda Wiwitan bermukim di wilayah Kasepuhan Ciptagelar Cisolok Sukabumi, Kampung Naga Tasikmalaya, Cigugur Kuningan, Desa Adat Cireundeu Cimahi, dan Kabupaten Bogor.
“Dari dulu orang Sunda hidup rukun dan damai dengan pendatang yang berbeda agama dan kepercayaan. Itu karena filososfi 3A,” ujar Rafani.
Rafani mengungkapkan masyarakat Jawa Barat rukun-rukun saja dan tidak pernah ada konflik yang besar-besar antar penganut kepercayaan dan agama yang berbeda.
Jika pun ada radikalisme, Rafani menegaskan itu adalah tindakan pihak-pihak dari luar yang menjadikan Jawa Barat sebagai tempat melakukan aksi mereka.
Iitu karena karena secara geografis, sebagian wilayah Jawa Barat bersebelahan dengan wilayah DKI Jakarta sebagai wilayah pusat pemerintahan nasional.
“Dan, aksi-aksi intoleransi serta radikalisme pada umumnya ditujukan kepada pusat pemerintahan. Dengan demikian, aksi tersebut dengan cepat menjadi isu nasional, sebagaimana diharapkan para pelaku aksi,” terang Rafani.
Polda Jabar Intens Rawat Kerukunan
Sementara itu Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Suntana menyatakan upaya merawat toleransi terus dilakukan. Mereka menggelar sejumlah kegiatan antara lain lomba Da’i Kamtibmas Jajaran Polda Jabar.
“Kegiatan ini menjadi sarana yang sangat penting, guna mencegah serta menangkal perilaku intoleransi serta penyebaran paham radikalisme,” ucap Irjen Pol Suntana, yang sebelumnya adalah Wakil Kepala Badan Intelijen dan Keamanan Polri (Wakabintelkam).
Kemitraan dengan ormas juga dilekukan untuk memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas). “Dalam menindak kejahatan, Polisi tidak dapat bekerja sendiri. Polisi perlu bantuan dari berbagai pihak, antara lain dari Ormas,” kata Suntana.
Kapolda Jabar juga mengingatkan agar Ormas dan anggotanya tidak mudah terhasut untuk bergabung dengan kelompok-kelompok radikal.
Editor : Nursidik