CIANJUR, iNewsCianjur.id - Peran penting edukasi cara pengelolaan sampah lingkungan bagi pelajar di SDN Sukatani, Desa Mayak, Kecamatan Cibeber, patut diacungi jempol.
Selain disiplin dalam keseharian dilingkungan sekolah, putra-putri di SDN Sukatani tersebut juga terlatih dalam memilah sampah-sampah yang ada sekolahnya.
Seperti sampah plastik bekas botol mineral dan air galon, dimanfaatkan untuk mempercantik tanaman baik didepan dan belakang sekolah.
Tidak hanya itu, seperti daur ulang sampah kertas (kotak kardus), sampah sasetan kopi, paping blok dengan bahan dasar dari sampah plastik, selain limbah jamur tiram bisa dijadikan bio bricket (bakar). Bahkan hingga membuat mesin pendingin (AC), juga sabun yang terbuat dari bahan dasar minyak goreng bekas dengan tujuan agar tidak terlalu banyak bahan kimia.
"Tidak hanya itu, ada satu ruangan di lingkungan SDN Sukatani dijadikan pembuatan Ecoenjim, juga ada yang namanya budidaya jamur tiram," kata Kepala Sekolah SDN Sukatani Nurhayati, Senin 16 Desember 2024.
Nurhayati mengatakan, awal masuk di SDN Sukatani bisa terbilang begitu banyak sampah yang berserakan. Namun seiring waktu, ia dan jajarannya terus berupaya lingkungan sekolah menjadi aman dan bermanfaat.
"Alhamdulillah, seiring berjalan waktu kini anak didik di SDN Sukatani mulai memahami pentingnya menjaga lingkungan dan cara memilah sampah mana yang bisa dimanfaatkan," ujarnya.
Nurhayati juga mengatakan, ditahun 2015 pernah mendapatkan penghargaan Kecil Menanam Dewasa Memanen (KMDM), dari Kementerian Pendidikan penghargaan Sekolah Berketahanan Iklim, dan baru-baru ini meraih penghargaan dari Pemkab Cianjur.
Sementara itu, Dosen Fakultas Kejuruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR) Universitas Suryakencana, Dr Eneng Fitri Amalia, mengatakan, kedatangannya ke SDN Sukatani Cibeber dalam rangka penyuluhan peran pendidikan karakter dalam membentuk sikap peduli terhadap lingkungan yang sehat dan bersih.
"Kedatangan kami ke SDN Sukatani Cibeber ini sebagai bentuk peduli lingkungan, dan sebagai langkah kecil untuk bumi yang besar," kata Fitri.
Fitri mengatakan, seorang anak SD sudah bisa membedakan mana sampah yang bisa dimanfaatkan atau memisahkan yang bisa dimanfaatkan.
"Dan itu benar-benar langkah positif sehingga untuk anak SD saja bisa melakukan atau membedakan sampah. Artinya kepedulian terhadap lingkungan benar-benar sudah tertanam," jelasnya.
Editor : Ayi Sopiandi
Artikel Terkait