CIANJUR, iNews.id- Salah seorang mantan narapidana terorisme (eks napiter) Asep Ahmad Bintara alias Abu Umar mengatakan, bila bicara mengenai paham radikalisme, dirinya adalah aktor yang dulu pernah menggegerkan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Hal tersebut diakui Abu Umar (eks napiter), di sela sambutannya saat rapat FGD dan deklarasi cinta NKRI di aula Primkoppol, Polres Cianjur, Jalan KH. Abdullah Bin Nuh, Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur kota, Selasa (31/5/2022).
"Alhamdulillah sampai saat ini tanpa diminta oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), dan Densus 88. Saya akan komunikasi bila ada yang bersebrangan dengan pemerintah untuk kembali ke pangkuan NKRI," katanya.
Ia berharap, sekali paham radikalisme dan terorisme tidak meracuni pemuda Indonesia khususnya masyarakat di Cianjur. "Saya terus proaktif agar paham-paham ini tidak berkembang di Indonesia dan harus diberantas," ujar Abu Umar.
Ia menambahkan, meminta dan mengajak kepada organisasi masyarakat (Ormas) Islam yang ada di Cianjur untuk bersatu dan memberantas paham radikalisme ini.
"Kita tidak memungkiri bahwa paham radikalisme dan terorisme banyak diikuti yang diduga oknum mau merusak ajaran agama dan memecah belah," ujar eks napiter ini, saat menghadiri dan ikut deklarasi menolak radikalisme, di Makopolres Cianjur.
Sementara, isi deklarasi penegasan sikap menolak gerakan dan simbol anti pancasila serta radikalisme di Cianjur diantaranya, mengutamkaan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan kelompok dan pribadi demi kokohnya persatuan dan kesatuan bangsa, menolak dan memberantas penyebaran ajaran (paham) bertentangan dengan Pancasila, membangun peesaudaraan, toleransi, kerukunan beragama, berbangsa dan beragama dengan berlandaskan Pancasila.
"NKRI harga mati Pancasila itu pasti! Dan, merah putih jangan ditawar lagi," ujar eks napiter ini, singkat.
Editor : Nursidik