Musim Hujan Tiba, Petani Sindangbarang Mulai Garap Padi Huma: Tradisi Leluhur yang Jadi Penopang Pan
CIANJUR, iNewsCianjur.id – Memasuki awal musim penghujan, para petani di Desa Sirnagalih, Kecamatan Sindangbarang, mulai menggarap lahan kering untuk menanam padi huma.
Tradisi turun-temurun ini tidak hanya menjaga ketahanan pangan, tetapi juga menjadi sumber penghidupan utama masyarakat desa.
Padi huma atau padi ladang ditanam di lahan tanpa irigasi teknis, mengandalkan curah hujan sebagai sumber utama air. Di Sindangbarang, praktik ini masih bertahan kuat, terutama di kampung-kampung pedesaan.
Zainal (48), petani asal Kampung Kiaramenyan, mengaku mulai menanam lebih awal tahun ini karena curah hujan cukup deras.
“Kalau menunggu terlalu lama, tanah bisa kering lagi. Jadi begitu hujan turun pertama, langsung kami tanam,” ujarnya, Minggu (14/9/2025).
Benih yang digunakan para petani adalah varietas lokal yang sudah terbukti tahan di lahan kering sekaligus mampu melawan hama. Meski tidak membutuhkan banyak air, perawatan padi huma tetap menantang karena harus menjaga lahan agar bebas dari gulma.
Zainal menuturkan, penanaman biasanya berlangsung mulai pertengahan September hingga awal Oktober. Selain hasil panen yang lebih pulen dan disukai banyak orang, padi huma juga punya nilai ekonomi bagi petani.
“Ini bukan sekadar menanam padi, tapi menjaga warisan leluhur yang sudah turun-temurun,” tambahnya.
Untuk mempercepat proses tanam, para petani di Sirnagalih masih menjunjung tinggi budaya gotong royong lewat sistem ngarambet saling membantu tanpa upah. Sistem ini membuat pekerjaan lebih ringan sekaligus mempererat solidaritas antarpetani.
Tradisi menanam padi huma di lahan kering membuktikan bahwa kearifan lokal masih menjadi penopang pangan masyarakat pedesaan. Meski tanpa irigasi, pertanian tetap berjalan asalkan dilakukan dengan tepat dan penuh kebersamaan.
Editor : Ayi Sopiandi