Tiga Pejabat Mundur Beruntun, Kepala Dinkes Cianjur Mengundurkan Diri Usai Ganti Bupati

CIANJUR, iNewsCianjur.id – Dunia birokrasi Kabupaten Cianjur diguncang kabar mengejutkan. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) dr. Yusman Faisal secara resmi mengundurkan diri dari jabatannya.
Langkah ini menyusul dua direktur RSUD lainnya yang juga memilih mundur dalam waktu berdekatan, memunculkan spekulasi kuat adanya dinamika internal pasca pergantian kepala daerah.
Pengunduran diri dr. Yusman, yang selama ini dikenal stabil dan profesional, sontak mengundang tanda tanya. Terlebih, alasan yang dikemukakan adalah tidak mampu melaksanakan tugas sebuah pernyataan yang cukup mengejutkan mengingat rekam jejaknya selama menjabat.
“Benar, beliau sudah mengundurkan diri,” ujar Plt Kepala BKPSDM Kabupaten Cianjur, Akos Koswara, saat dikonfirmasi Rabu (9/7/2025).
Namun Akos menekankan bahwa pengunduran tersebut hanya dari jabatan struktural, bukan sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). Dr. Yusman kini kembali ke peran awalnya sebagai dokter spesialis di RSUD Sayang Cianjur.
“Beliau tetap ASN. Kini sudah kembali menjalani tugas fungsional sebagai dokter spesialis,” lanjut Akos.
Sebelumnya, Direktur RSUD Pagelaran dan RSUD Cimacan juga menyatakan mundur dengan alasan serupa. Tiga pengunduran diri pejabat kunci di sektor kesehatan dalam waktu yang hampir bersamaan menimbulkan dugaan adanya tekanan struktural atau perubahan kebijakan yang signifikan di lingkungan Dinas Kesehatan.
Situasi ini memaksa Bupati Cianjur dr. Mohammad Wahyu Ferdian bertindak cepat agar roda pelayanan publik tetap berjalan. Ia menunjuk dr. Made Suwarno sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes.
“Tidak boleh ada jeda pelayanan. Bupati segera menunjuk Plt agar pelayanan tetap berjalan normal,” tegas Akos.
Hingga berita ini diterbitkan, dr. Yusman Faisal belum memberikan pernyataan resmi terkait keputusan mengejutkannya. Publik dan kalangan birokrasi kini menanti kejelasan, apakah pengunduran ini murni alasan pribadi atau bagian dari gejolak yang lebih besar di lingkup pemerintahan daerah.
Editor : Ayi Sopiandi