CIANJUR, iNewsCianjur.id - Puluhan ribu warga yang tinggal di dua kecamatan, yakni Kecamatan Cijati dan Kadupandak, hingga saat ini masih terisolasi setelah beberapa akses jalan utama menuju kedua kecamatan tersebut tertutup akibat tanah longsor dan amblas.
Bencana alam ini terjadi sejak tiga hari yang lalu, mengakibatkan warga kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan mendapatkan akses ke layanan darurat.
Hingga kini, petugas gabungan dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), TNI, Polri, dan relawan masih berupaya melakukan pembersihan material longsoran dan memperbaiki jalan yang amblas. Namun, cuaca yang tak menentu dan banyaknya material yang menumpuk membuat proses pemulihan menjadi sangat lambat.
Warga yang terisolasi mengungkapkan kekhawatirannya terkait ketersediaan pasokan pangan dan kebutuhan dasar lainnya. Beberapa warga juga melaporkan kesulitan dalam mengakses layanan kesehatan, sementara anak-anak terhambat untuk melaksanakan kegiatan belajar di sekolah.
"Sudah hampir tiga hari kami terisolir, dan stok makanan semakin menipis. Kami berharap bantuan segera datang agar kami bisa bertahan," kata Maman salah seorang warga yang tinggal di Padaasih, Kecamatan Cijati.
Kapolsek Kabupandak AKP Deden Hermansyah mengatakan, hingga saat beberapa akses jalan menuju Kecamatan Cijati dan Kadupadan belum dapat dilalui kendaraan hampir selama tiga hari.
"Akses jalan menuju Kadupandak - Cijati via Cinangka - Sukanagara masih tertutup longsor. Jika jalur itu sudah terbuka tetap kendaraan tidak bisa melintas, karena jalan Cipurut - Kadupadak - Cianjur jalannya amblas," kata Deden saat dihubungi lewat sambungan telepon, Kamis (5/11/2024).
Deden menambahkan jalur Cipurut, Kadupandak - Cianjur amblas hampir setengah meter. Namun jika terus dilintasi kendaraan, bisa menimbulkan jalan tersebut longsor sedalam 200 meter. Sehingga akses jalan ditutup sementara.
"Lalu akses Jalan Tanggeung - Cijati tepatnya di Cigadog lebih parah, bahkan jalannya longsor hingga kedalam sekitar 200 meter. Jika pun melintasi Jalan Leles juga tidak bisa. Sehingga hingga kini masih terisolasi," tambahnya.
Hingga saat ini lanjut Deden, tercatat ada 11 desa di Kecamatan Kadundak terdampak longsor, banjir dan pergerakan tanah. Sedangkan warga masih menggunsi di rumah kerabat, dan tetangga terdekat.
"Saat ini sejumlah warga yang terdampak pergerakan tanah dan longsor mengungsi di desa yang tersebar di Kecamatan Kadupandak dan Cijati. Namun ada beberapa lainya juga mengungsi di rumah kerabat serta keluarga terdekatnya," ungkapnya.
Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Asep Sukmanawijaya mengatakan petugas gabungan sedang berupaya keras untuk membuka kembali akses jalan utama dengan menggunakan alat berat.
Pemerintah daerah telah mengirimkan bantuan logistik, seperti makanan, air bersih, dan obat-obatan kepada warga yang terdampak. Di samping itu, tim medis juga telah disiagakan untuk memberikan pertolongan pertama kepada warga yang membutuhkan.
"Proses evakuasi dan perbaikan jalan sedang dilakukan dengan prioritas utama untuk mengakses jalan yang terputus. Kami berharap, secepatnya, akses ke kedua kecamatan dapat segera terbuka kembali," jelasnya.
Asep juga mengingatkan warga untuk tetap waspada terhadap potensi longsor susulan yang masih bisa terjadi mengingat kondisi cuaca yang tidak menentu.
"Kami juga mengimbau agar warga tetap mengikuti arahan petugas dan mengutamakan keselamatan mengingat potensi bencana susulan masih bisa terjadi," pungkasnya.
Editor : Ayi Sopiandi