get app
inews
Aa Text
Read Next : DPD AMPI Cianjur Soroti Demokrasi, Perlu Adanya Penyempurnaan Soal Pemilu

DP2KBP3A Peran Forum Orangtua Asuh Anak Stunting Efektif

Jum'at, 08 Desember 2023 | 12:31 WIB
header img
Kepala DP2KBP3A Cianjur Amad Mutawali, Foto, Dani Jatnika, iNewsCianjur.id

CIANJUR, iNewsCianjur.id - Forum orang tua asuh stunting (FOAS) diminta Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Cianjur, mempercepat penurunan angka prevalensi kasus tengkes (stunting).

Kepala DP2KBP3A Kabupaten Cianjur Ahmad Muntawali, peran FAOS  dinilai sangat strategis karena lembaga nonpemerintah ini bisa menjadi wadah bagi donatur yang membantu penanganan anak tengkes.

"Kami telah meluncurkan inovasi program Gerakan Bersama Orang Tua Asuh untuk Anak Stunting (Gebrak Roasting). Gerakan ini lebih kepada aksi-aksi sosial dan kemanusiaan dengan sasaran membantu anak penderita stunting berikut upaya pencegahannya. Nah, di dalam Gebrak Roasting ini, kami sudah membentuk Forum Orang Tua Asuh Stunting yang merupakan semacam institusi di luar pemerintah,” ungkap Mutawali.

Ditambahkan Muntawali, dibentuknya Forum Orangtua Asuh Stunting (FOAS), merupakan pengejawantahan bahwa penanganan tengkes tidak bisa dilakukan pemerintah saja. Artinya, pemerintah daerah butuh kontribusi konstruktif dari peran masyarakat, swasta, ataupun donatur lain. 

“Untuk para donatur ini kami wadahi melalui FOAS. Peran  forum ini bisa mengendalikan upaya percepatan penanganan stunting, tapi di luar pemerintah,” ujar Mutawali.

Mutawali menambahkan, upaya percepatan penanganan anak tengkes,  secara teknis bisa dilakukan dengan pemberian makanan bergizi ataupun memberikan layanan fasilitas kesehatan. 

Hal ini, sebagai legalitas, FOAS mengantongi surat keputusan bupati. Donasi yang terkumpul dari para donatur harus jelas pelaporannya. Misalnya donasi yang diperoleh berapa besar, kemudian penggunaannya dipakai apa saja. 

"Jadi transparansi publik itu betul-betul harus dikedepankan. Jangan main-main dengan anggarannya karena nanti dituntut dengan pelaporan pertanggungjawaban,” tegas Mutawali.

Menurutnya, angka prevalensi kasus tengkes di Kabupaten Cianjur tersisa 13,6% atau sekitar 6.500 jiwa. Angka tersebut menjadi locus bagi FOAS mengambil langkah penanganan. Ada dua kategori yang jadi fokus penanganan. Pertama bagi anak stunting, kemudian penanganan bagi keluarga risiko stunting.

Bagi keluarga risiko stunting,  pendekatannya lebih kepada pencegahan. Tujuannya agar tak muncul kasus baru tengkes. Kalau yang masuk pada kategori anak stunting, langsung dilakukan penanganan, diantaranya harus dipenuhi asupan gizinya, kemudian pembinaan secara ilmu pengetahuannya.

"Memang pembinaannya yaitu pola asuh. Ini masuk kepada intervensi spesifik. Kalau intervensi sensitif lebih kepada upaya pendukung percepatan, seperti akses air bersih, infarstruktur, dan dukungan lainnya. Makanya, penanganan stunting itu butuh kolaborasi karena tidak hanya satu sektor yang harus dipikirkannya,” pungkasnya.

Editor : Ayi Sopiandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut