CIANJUR, iNewsCianjur.id - Gagan Sugandi (40) orang tua dari salah satu siswi di salah satu SMA Negeri di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat tidak terima anaknya mendapatkan dugaan perlakukan tidak menyenangkan dari salah satu guru di sekolah ia menimba ilmu.
Peristiwa tersebut terjadi pada hari Kamis 15 September kemarin, Siswi kelas 11 tersebut mendapatkan dugaan perlakuan yang dianggap tidak baik karena sudah membuat anaknya Malu bahkan mendapatkan ejekan.
Peristiwa itu terjadi saat salah satu guru tengah memeriksa kerapihan, namun pada saat salah satu guru hendak memeriksa Kuku tangan siswi tersebut, siswi tersebut menutupi tangannya dengan jaket almamater karena di tangan siswi tersebut terdapat tanda lahir berwarna hitam. Namun guru tersebut diduga memaksa membukanya, padahal siswi tersebut meminta untuk diperiksa terpisah karena malu dan khawatir akan mendapat ejekan dari teman sekolahnya.
" Pada hari Kamis kemarin ada pemeriksaan kuku panjang di sekolah, namun anak saya merasa dipaksa karena mempunyai tanda hitam di tangan, padahal anak saya sudah bilang kalo pemeriksaan nya minta terpisah saja, namun guru tersebut memaksa membuka penutup tangannya hingga anak saya merasa tertekan dan di buly oleh teman temannya, hingga akhirnya anak saya sekarang tidak mau sekolah karena mungkin trauma," kata Gagan.
Gagan menambahkan, bahwa saat itu anaknya mengaku pemeriksaan kedisiplinan kerapihan tersebut dilakukan di lapangan bukan di kelas, hingga anaknya merasa malu karena saat pemeriksaan sempat ada kata terlontar dari rekan rekannya.
" Ia di lapangan bukan dikelas, banyak waktu itu mungkin ya teman temannya karena kan banyakan, ada yang mengatakan seperti aspal ada juga yang mengatakan seperti tangan binatang, dan jelas dengan peristiwa tersebut saya sebagai orang tuanya merasa tidak terima kalo anak saya digituin," tambahnya.
Gagan juga mengatakan bahwa dirinya sudah mendatangi pihak sekolah dan bertemu dengan guru yang bersangkutan, namun guru tersebut sebelumnya tidak mengaku jika sudah membuka penutup tangan (jari). Namun saat dihadirkan saksi guru itupun akhirnya mengaku.
" Nah itu yang tidak saya suka, giru tersebut tidak jujur dari awal, kenapa pas ada saksi baru guru itu jujur," akunya.
Gagan berharap mental anaknya kembali seperti semula, mau sekolah dan tidak merasa trauma karena sudah merasa dipermalukan di tempat umum (lapangan).
" Saya meminta kepada guru tersebut lebih baik lagi sikap dan etikanya kepada muridnya jangan sampai menyakiti hati," harapnya.
Sementara Pihak sekolah mengatakan tak tahu tanda lahir di tangan siswi tersebut yang membuatnya jadi diejek sama teman dan tak mau sekolah lagi.
Wakil kepala sekolah urusan kesiswaan sebuah SMA negeri di Cianjur, mengatakan guru yang bertugas memeriksa kuku siswi di lapangan tak mengetahui jika salah satu siswinya itu memiliki tanda lahir hitam yang hampir menutup telapak tangan bagian kanannya.
"Tak ada maksud memaksa, ini hanya ketidaktahuan petugas kami di lapangan yang memeriksa. Memang kami rutin memeriksa kuku siswa agar tak dikutek dan semacamnya," ujar Kesiswaan saat dikonfirmasi, Jumat (16/9/2022).
Ia mengatakan, saat ini sekolah sedang gencar melakukan sosialisasi pencegahan anti bulying atau perundungan.
"Jadi kami juga langsung mengajak mengobrol dengan siswi tersebut dan membangun lagi mentalnya agar bangkit, saya melihat itu bukan cacat ya, jadi tanda lahir, saya melihat saat itu siswi tersebut sudah reda menangisnya," katanya.
Pihak sekolah juga mengatakan bahwa sudah meminta maaf dan bersedia untuk memberikan pendampingan bahkan jika dibutuhkan pihak sekolah akan membantu mengembalikan semangatnya dan menyembuhkan sakit hatinya dengan bantuan Fisikolog agar siswi tersebut kembali bersekolah.
Editor : Nursidik