CIANJUR, iNewsCianjur.id - Sales Branch Manager (SBM) Pertamina area Cianjur, Ferry mengatakan kebijakan pembatasan penjualan BBM bersubsidi jenis pertalite pada malam hari di SPBU di Cianjur, adalah hasil kesepakatan pemilik Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
"Iya pembatasan itu atas kesepakatan pengusaha SPBU di Cianjur. Kita (Pertamina) arahannya BBM Pertalite itu dimonitoring karena itu subsidi, jangan sampai salah sasaran dan sebagai langkah antisipasi kebocoran penjualan BBM bersubsidi,” tegas Ferry kepada para wartawan di kantor Hiswana Migas Jum'at (10/3/23).
Menurut Ferry, pihaknya menganggap penjualan BBM dimalam hari rentan terjadi kebocoran penjualan karena minim pengawasan.
"Kalau diatas jam 12 malam itu rawan kebocoran, rata-rata konsumen yang nakal untuk mengelabui petugas SPBU membeli BBM bersubsidi terjadi di jam-jam tersebut, sehingga tidak tepat sasaran," ungkap Ferry.
Ferry menambahkan, pihaknya hanya meminta SPBU menertibkan praktik pembelian berulang oleh kendaraan bermotor atau langsir. Pasalnya, jika ditemukan penjualan BBM subsidi yang tidak sesuai dengan ketentuan, SPBU harus membayar selisih subsidi.
“Jadi mungkin pemilik SPBU ini tidak mau ambil risiko. Karena tiap tahun Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) itu melakukan audit. Setiap ditemukan penjualan BBM subsidi yang tidak sesuai ketentuan, maka SPBU tersebut harus membayar selisih subsidi,” kata Ferry.
Ferry menjelaskan, kebijakan itu bukan berasal dari Pertamina. Mungkin karena pemilik SPBU takut jika harus membayar selisih subsidi. Akhirnya para pemilik SPBU di Cianjur sepekat tidak berjualan di atas jam 12 malam. Meski ada beberapa SPBU yang masih tetap buka.
"Saya tegaskan disini bahwa Pertamina tidak menginstruksikan pembatasan penjualan BBM subsidi pada jam 12 malam.
Editor : Ayi Sopiandi
Artikel Terkait
